top of page

OBSERVASI KEBAIKAN; MEMBERI


Saya terbangun dari tidur saya seperti biasanya. Kali ini pada pagi hari di tanggal 4 september oleh suara anak-anak kecil yang sedang berlari diluar kamar. Pada awalnya, saya tidak berniat untuk keluar dan menegur mereka karena saya berfikir bahwa lama kelamaan suara tersebut akan reda pada sendirinya, mengingat juga saya kurang pintar dalam berbicara atau pun bergaul dengan anak-anak yang usianya dibawah saya. Tanpa saya sadari, kedua mata saya pun sudah tertutup kembali seakan saya tidak mendengar suara-suara tadi. Kembali saya terbagun dan merasa sedikit jengkel dengan adanya sura-suara tersebut dan berfikir bahwa hal tersebut sudah mengganggu hari libur saya. Akan tetapi, perasaan tersebut hilang seketika setelah saya melihat jam dinding yang berlokasi tepat pada arah dimana saya melihat. Sudah pukul 10:00 di pagi hari. Saya pun langsung bergerak dari tempat tidur saya dan bergeas untuk keluar untuk melihat apa yang sebenrarnya dilakukan oleh adik saya dan teman-temannya. Saya membuka pintu dengan wajah yang kurang meng-enakan yang seperti sudah ingin memahari-Nya. Seketika perasaan tersebut hilang saat melihat adik saya sedang memberikan makanan kepada temannya. Sontak, saya langsung mengeluarkan telepon genggam saya dan memotret hal tersebut walaupun pada akhirnya temannya melihat saya dan meminta agar foto tersebut di hapus saja.

Setelah temannya tersebut pulang, saya pun langsung bergegas untuk memberikan semacam interview kepada adik saya mengenai apa yang ia baru saja lakukan kepada temannya. Apalagi pada usianya yang terbilang sangat belia saya merasa sangat penasaran apa yang sedang dipikirannya pada saat itu. Jujur, saya sedikit memiliki rasa malu terhadap diri saya sendiri. Karena, di-umur yang berbeda 10 tahun saya belum tentu dapat melakukan hal seperti itu. Saya memulai pertanyaan saya dengan menanyakan apa yang sedang mereka lakukan tidak lama lalu. Kemudian ia berkata, "ohh, dia pagi-pagi kerumahku kelaperan karena mbaknya ngga masak. Karena aku pikir dia lebih butuh makananku sekarang, jadi aku kasih aja deh." Sebetulnya hal ini adalah hal yang sangat sepele dan dapat dilakukan oleh siapapun dan kapanpun. Tetapi yang menjadi nilai tambah di dalam kasus ini adalah bagaimana anak yang usianya sangat belia dapat melakukan hal tersebut dengan ikhlas dan lapang dada, seakan-akan ia tidak meminta balasan atas apa yang ia telah lakukan kepada temannya tersebut.

Sesudah setelah perbincangan saya dan adik saya yang berusa 6 tahun tersebut selesai, saya berfikir dan merenungkan apa yang telah terjadi. Menurut saya ini adalah salah satu pelajaran yang dapat saya ambil dan saya renungkan pada diri saya sendiri agar berusaha untuk ikhlas dengan apapun yang saya lakukan. Seperti firman Allah SWT yang mengatakan bahwa: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (QS. Al-An’aam: 162-163). dan juga " (surat Al-hajir Ayat 39-40) iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba mu yang ikhlas di antara mereka" Dari kedua kutipan ayat alquran tersebut dapat di simpulkan bahwa ikhlas adalah salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh kita, karena ikhlas bukan hanya sekedar memberi dengan hati yang lapang, melainkan selalu menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

Dengan kejadian ini saya dapat belajar dengan apa yang telah dilakukan oleh adik saya dengan selalu bersyukur dengan seluruh nikmat yang diberikan Allah SWT sehingga jika ada seseorang yang membutuhkan sesuatu yang ia miliki, ia dengan senang hati memberinya dan tidak meminta balasan apapun atas suatu kebaikan yang telah dilakukan kepada siapapun itu orangnya.





bottom of page